Merekalah menyusun lapis-lapis besi waja
Merekalah membina batu-bata
Membancuhnya dengan titik peluh
Bangunan tinggi itu masih jua meminta
Lalu diberikanlah nyawanya.
Merekalah yang menyedut udara kotor
Racun gas itu berbaur di rongga
Menjalari saraf pernafasannya
Menghentikan detak jantungnya
Segalanya untuk upah beberapa sen cuma.
Merekalah membunyikan mesin-mesin kilang
Debu dan serbuk logam berterbangan
Hari demi hari berkumpul bersarang
Di jantung dan paru-parunya
Jentera kilang itu masih lagi meminta
Lalu kudunglah jarinya
Lalu kudunglah tangannya
Lalu kudunglah nyawanya
Segalanya untuk upah beberapa sen cuma.
Merekalah menggali perut bumi yang sakit
Lumpur dan pasir memenuhi tiap rongga
Tanah lombong yang selalu mengucapkan simpati
Menimbusi membungkus tubuh para pekerja
Melindunginya dari pemerasan kejam
Upah yang diterimanya sekadar beras segenggam.
Merekalah mewarisi pusaka zaman
Seluar sehelai baju bertampal
Tikar buruk di sudut bangsal
Tulang selangka dapat dibilang.
Mereka kini menyedari kekuatan diri
Mengubah wajah sebuah negeri
Menukar nama seorang menteri
Di matanya api di tangannya besi.
~ Usman Awang~
0 daisies blooming:
Post a Comment